ENSIKLOPEDIA BUDAYA PIDIE: Dari Tradisi Sampai Wisata

Buku ini adalah kumpulan 32 tulisan yang merayakan tradisi, kearifan lokal, dan cerita-cerita khas dari berbagai sudut Pidie. Mulai dari pengalaman wisata budaya yang tak terlupakan seperti yang ditulis Azrifa Safiranda, hingga seruan penuh semangat dari Noratul Emi, “Pidie Itu Keren Banget Loh!”—semuanya menunjukkan bahwa budaya bukan sekadar masa lalu, tapi juga masa kini yang hidup dan terus berkembang.

Fauzaya mengajak kita menyelami akar peradaban lewat tradisi dan budaya lokal, sementara Mustafa mengulas bagaimana Islam dan budaya Pidie saling berpelukan dalam harmoni. Muhammad Haiqal menyoroti bagaimana warisan budaya tetap bertahan di tengah arus modernisasi, dan Nayla Hulwana Ziansi membawa kita ke balik layar prosesi adat sebelum pernikahan.

Ada juga tulisan-tulisan yang menggelitik dan membuka mata, seperti “Siapa Bilang Pidie Pelit?” dari Azizah, yang membahas adat Peutimang Jamei dan semangat berbagi. Yusliana menyentuh sisi spiritual dan emosional lewat Seuneubok, tempat di mana doa, cinta, dan tanah bertemu.
Tradisi seperti Khanduri Blang, Teuet Leumang, Maulid Tangse, hingga Festival Meriam Karbit dituturkan dengan penuh warna oleh para penulis yang tak hanya mencatat, tapi juga merasakan. Nova Yanti, Reza Syuhada, Muhammad Hanif, dan lainnya menuliskan kisah-kisah yang membuat kita merasa seperti ikut hadir di tengah masyarakat Pidie.

Kuliner pun tak ketinggalan. Dari Bubur Asyura, Kerupuk Mulieng, sampai Apam yang menggugah selera, makanan menjadi pintu masuk untuk memahami nilai kebersamaan dan spiritualitas. Seni dan busana juga tampil memikat lewat tulisan tentang Kasab, Peci Tradisional, Kopiah Pidie, dan tarian-tarian khas seperti Laweut dan Meugrob.

Dan tentu saja, cerita rakyat dan legenda seperti Pocut Intan, Kubu Aneuk Manyak, dan kisah Tgk. Chik di Waido menambah lapisan magis dalam buku ini—menghubungkan masa kini dengan masa silam yang penuh makna.

Buku ini bukan hanya kumpulan tulisan. Ia adalah perjalanan. Ia adalah ajakan untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Pidie. Semoga setiap halaman bisa menjadi jendela baru bagi pembaca untuk melihat betapa kayanya warisan kita.
Selamat membaca, dan mari kita jaga cerita-cerita ini agar terus hidup dan menginspirasi

Harga Rp.90,000.00
Ukuran: 14cm x 20cm (LxW)
Berat: 400 g

Product Description

Penulis : Azrifa Safiranda, Mustafa, Noratul Emi, Fauzaya, Muhammad  Haiqal, Nayla Hulwana Ziansi, Azizah, Yusliana, Indah Saputri, Mutiawati, Nuryanti, Zulaiha, Rahul Fatta, Nova Yanti, Reza Syuhada, Muhammad Hanif, Khamisah Maisarah Irayana, Nurul Fajri, Insafi,  Muhammad, Jumadin, Rizal Fahmi, Muhammad Hanif, Zadira Famesya, Faisal Radhi, Nadrita, Muamar, Fadhilatul Rizki, Rahmi Safana, Sayed Abdullah, Putri Husna Ul Nisa, Mardiati.

ISBN : (sedang proses)

Editor  : Riazul Iqbal

Tebal:  viii,266 hlm

Cover: Soft Cover

Buku ini adalah kumpulan 32 tulisan yang merayakan tradisi, kearifan lokal, dan cerita-cerita khas dari berbagai sudut Pidie. Mulai dari pengalaman wisata budaya yang tak terlupakan seperti yang ditulis Azrifa Safiranda, hingga seruan penuh semangat dari Noratul Emi, “Pidie Itu Keren Banget Loh!”—semuanya menunjukkan bahwa budaya bukan sekadar masa lalu, tapi juga masa kini yang hidup dan terus berkembang.


Fauzaya mengajak kita menyelami akar peradaban lewat tradisi dan budaya lokal, sementara Mustafa mengulas bagaimana Islam dan budaya Pidie saling berpelukan dalam harmoni. Muhammad Haiqal menyoroti bagaimana warisan budaya tetap bertahan di tengah arus modernisasi, dan Nayla Hulwana Ziansi membawa kita ke balik layar prosesi adat sebelum pernikahan.


Ada juga tulisan-tulisan yang menggelitik dan membuka mata, seperti “Siapa Bilang Pidie Pelit?” dari Azizah, yang membahas adat Peutimang Jamei dan semangat berbagi. Yusliana menyentuh sisi spiritual dan emosional lewat Seuneubok, tempat di mana doa, cinta, dan tanah bertemu.
Tradisi seperti Khanduri Blang, Teuet Leumang, Maulid Tangse, hingga Festival Meriam Karbit dituturkan dengan penuh warna oleh para penulis yang tak hanya mencatat, tapi juga merasakan. Nova Yanti, Reza Syuhada, Muhammad Hanif, dan lainnya menuliskan kisah-kisah yang membuat kita merasa seperti ikut hadir di tengah masyarakat Pidie.


Kuliner pun tak ketinggalan. Dari Bubur Asyura, Kerupuk Mulieng, sampai Apam yang menggugah selera, makanan menjadi pintu masuk untuk memahami nilai kebersamaan dan spiritualitas. Seni dan busana juga tampil memikat lewat tulisan tentang Kasab, Peci Tradisional, Kopiah Pidie, dan tarian-tarian khas seperti Laweut dan Meugrob.


Dan tentu saja, cerita rakyat dan legenda seperti Pocut Intan, Kubu Aneuk Manyak, dan kisah Tgk. Chik di Waido menambah lapisan magis dalam buku ini—menghubungkan masa kini dengan masa silam yang penuh makna.


Buku ini bukan hanya kumpulan tulisan. Ia adalah perjalanan. Ia adalah ajakan untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Pidie. Semoga setiap halaman bisa menjadi jendela baru bagi pembaca untuk melihat betapa kayanya warisan kita.
Selamat membaca, dan mari kita jaga cerita-cerita ini agar terus hidup dan menginspirasi

Reviews

Review ENSIKLOPEDIA BUDAYA PIDIE: Dari Tradisi Sampai Wisata.

Your email address will not be published. Required fields are marked *